Liputan6.com, Jakarta :

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang di awal kelahirannya dikenal sebagai partai bersih dan jujur, kini tersandung berbagai masalah. Mulai dari kasus anggota DPR yang kedapatan menonton video porno, hingga presiden partai yang ditahan karena kasus suap impor daging.
PKS dikenal memiliki pendukung yang solid dan fanatis. Partai Islam ini memiliki basis massa dari kalangan yang terpelajar. Di awal kelahirannya, partai yang semula bernama Partai Keadilan sempat mendapat simpati publik, terlihat dari perolehan suara di pemilu yang terus meningkat.
Pada Pemilu 1999, saat masih bernama Partai Keadilan, raihan suara baru mencapai 1,36 persen, dengan memperoleh 7 kursi di DPR. Namun pada Pemilu 2004, perolehan suara PKS meningkat menjadi 7,34 persen dengan raihan 45 kursi. Pada tahun 2009, suara PKS kembali meningkat menjadi 7,88 persen dengan memperoleh 57 kursi.
PKS pernah dipermalukan oleh kelakuaan salah seorang anggotanya, Arifinto, yang kedapatan sedang melihat video porno saat bersidang di DPR.
Lau, kader PKS lainnya, Misbankhun, dihukum dalam kasus pemalsuan letter of credit perusahaannya pada Bank Century sebesar US$ 22,5 juta. Walaupun vonis hukuman 2 tahun penjara dianulir di tingkat PK Mahkamah Agung.
Kini orang nomor 1 di PKS, Luthfi Hasan Ishaaq jadi tersangka kasus suap impor daging. Menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Burhanuddin Muhtadi, tersangkutnya orang nomor 1 di PKS dalam kasus korupsi benar-benar menohok kredibilitas PKS.
Rentetan kasus yang mendera PKS, bisa saja menimbulkan pesimisme. Tentu saja, ini harus dijawab oleh kader-kader PKS dengan pembuktian bahwa partai ini memang bersih. (Mut)